Sebentar lagi perjalanan Mada menuju Mpasi. Ibunya deg-degan sih, karena tantangannya naik level lagi setelah menyusui. Apalagi Ibunya punya cita-cita supaya anaknya nanti lebih doyan makanan rumahan yang lebih aman dan semoga selalu konsisten pada makanan yang bergizi seimbang. Ini memang juga jadi tantangan bagi Emaknya supaya makin mahir dalam hal perdapuran. Hahaaaii.
Sejak Mada usia 2 bulanan, sudah mulai cari tahu tentang Mpasi. Ada sedikit sesal, kenapa minta kado lahirannya bukan printilan Mpasi ya? Padahal lebih lumayan (dan lucu) juga. Haha. Ini sih keinginan Emaknya saja.
Dari ina inu soal Mpasi, ternyata ada 3 paham. Pertama penganut WHO. Kedua AIMI. Untuk WHO dan AIMI nyaris sama kok. Dan yang ketiga, yaitu food combining, khusus ini dipelopori Pak Wied Harry. Setelah menimbang-nimbang, dan dari dulu sudah mulai tertarik dengan pola makan terakhir ini. Maka memantapkan hati untuk menerapkan pola fc di awal Mada mengenal makanan dalam hidupnya. Beli buku karangan Pak Wied sejak Mada usoa 4 bulan, dan alhamdulillah dipelajari, dipahami sedikit demi sedikit. Selain nyasar ke forum buibu dan blogger para Emak yang membahas soal per-Mpasian. Tapi, sepertinya juga tidak akan melulu saklek fc terus sih. In sya Allah bakal menyesuaikan juga. Apalagi denger-denger minusnya pola fc ini, bb bayi susah naik dan kabarnya bisa kekurangan zat besi. Ya nggak mau doong laaah.
Teruuus. Metode pemberiannya gimana?BLW apa Spoon Feeding? Emm, disuapin aja deh. Kalau umur segini khawatir kesedak dan belum mahir makannya. Biar hemat waktu juga. Jadi Eboknya bisa ngerjain hal lainnya. Hehe. Tapi, lagi-lagi, in sya Allah bakal nyesuain kok. Kali umur 8-9 bulan, Mada makan cemilan/buah yang dipotong untuk melatih motorik halusnya dan juga kemandiriannya.
Sedangkan dengan persiapan peralatannya, sampai saat ini palingan sedia wadah-wadah penyimpanan dari Tupperware, seperti Petite Square, Ice Tray bertutup buat nyimpen kaldu. Juga ada Turbo Chopper buat menghaluskan makanan. Kalau peralatan masaknya, ya paling menggunakan yang tersedia di dapur aja kali ya. Kayak kukusan, panci, saringan dkk. Memang banyakan peralatan baru karena kami akan menempati rumah kontrakan di Malang. Yeaaay, No LDM anymore! Peralatan makan buat Mada sendiri udah banyak dari kadoan. Tinggal pilih yang cocok dan BPA Free dong pastinya. Tapi ada juga yang ketinggalan belum sempet kebeli. Kayak Slabber tuh. Haha. Mungkin belinya sambil lalu aja lah ya. Kalau awal-awal gini paling makannya masih sekali sehari, itupun porsinya masih sedikit dan bertahap. Eboknya ada wishlist juga sih sebenernya. Hahaha. Kayak botol sendok, fruit feeder buat BLW, mangkok bertutup yang dilengkapi sendok buat traveling.
Lalu, bagaimanan dengan kesiapan bocah bayi yang mau makan ini? Hoho. Sesuai petunjuk WHO, bayi mulai dikenalkan dengan makanan tepat 180 hari setelah kelahirannya. Untuk Mada, jatuh pada tanggal 22 April ini. Kesiapan lain secara fisik, karena ini yang jelas tampak mata ya; mulai doyan kecapan, ingin meraih sesuatu dengan tangannya terutama kalau ada yang sedang makan, yang kemudian dia masukkan tangan/benda tersebut ke dalam mulutnya, digigitin oulak, jadi dibelikanlah teether berbentuk jagung untuk memuaskan hasrat gigit-gigitnya tadi, kadang rewel tengah malam walau sudah puas minu ASI bolak-balik, sudah bisa duduk sendiri dan ini jadi pertimbangan buat menghemat beli kursi makan bayi. Palingan bakal didudukkan di stroller aja, atau dipangku, atau yaa..dia duduk sendiri.
Terakhir. Doa dan menguatkan mental (terutama Eboknya). Karena mungkin harapan dan bermacam persiapan di atas hanyalah sekedar tekad untuk mengajak Mada menjalani salah satu fase penting dalam hidupnya ini dengan cara yang menyenangkan. Kalaupun kenyataannya nanti berbenturan dan ada rintangan, yah semoga bisa menghadapinya dengan kalem, tenang. Ekspektasi boleh tinggi, realita bisa nanti.